Pasutri “Sepakat”
Bunuh Diri
SMS-an Rembugan Bunuh Diri
Makin lama kejadian di sekitar kita makin
aneh-aneh saja. Dunyo wis tambah tuo… begitu
kata orang tua. Bunuh diri kok rembugan..
Pokoke jangan ditiru…
Warga Dusun Morangan, Desa Minggiran,
Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, dibuat gempar Jumat malam (3/4). Sebab, satu
keluarga ditemukan tewas di dalam kamar. Mereka adalah Yudi Santoso, 41; Fajar
Retno, 38, istri Yudi; dan Ola, 7, anak semata wayang mereka.
Di samping tiga jasad tersebut, polisi juga
menemukan sebotol racun dan gelas. Meski diduga bunuh diri, polisi masih
menyelidiki.
"Kemungkinan anaknya dibunuh, baru
kemudian orang tuanya bunuh diri," ucap seorang petugas yang ikut
menangani kasus tersebut. "Sebab, tak mungkin bocah 7 tahun punya pikiran
untuk bunuh diri," imbuhnya.
Peristiwa itu bermula ketika Amin Nurhadi,
adik Yudi, baru sampai di rumah yang ditinggalinya bersama korban. Pria 37
tahun tersebut memang baru saja ke Surabaya untuk sebuah urusan. "Saat di
rumah, saya mencium bau yang tidak biasanya. Bau busuk yang menyengat seperti
bangkai ayam," ungkapnya.
Namun, meski sudah dicari-cari, tetap saja
Amin tidak menemukan bangkai ayam. Dia belum curiga kakaknya, berikut
keluarganya, sudah tewas. Sebab, dari luar rumah, televisi terlihat masih
menyala. Namun, ketika dia mengetuk pintu, tidak ada sahutan dari dalam rumah.
Beberapa saat di luar, dia kemudian mendobrak
pintu samping rumah hingga rusak. Saat masuk rumah, Amin semakin merasa tidak
enak. Sebab, bau busuk tersebut semakin santer.
Amin mengungkapkan, kecurigaan bunuh diri
memang cukup kuat. Sebab, dia mengetahui kondisi rumah tangga kakaknya tengah
tidak harmonis.
Menurut Amin,
kakaknya memang mau pindah ke Semarang. Lantaran masa kontraknya habis, mereka
sementara tinggal di rumah orang tua Yudi. Beberapa keluarga Amin saat ini
berada di Surabaya.
Hingga tadi
malam, polisi masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Tim
identifikasi Polres Kediri terlihat mengambil sejumlah barang di TKP untuk
dijadikan barang bukti. Berdasar waktu kematian, polisi memperkirakan ketiganya
tewas sekitar dua hari lalu.
Polisi Masih
Selidiki Jenis Racun
Kasus bunuh diri
satu keluarga di Dusun Morangan, Desa Minggiran, Kecamatan Papar yang diketahui
Jumat malam (3/4) lalu masih diselidiki pihak berwajib. Hingga kemarin, polisi
masih menunggu hasil laboratorium dan otopsi untuk memastikan jenis racun yang
ditenggak oleh Yudi Santoso, 41; Fajar Retno Sulastri, 38; dan putrinya Ola, 7;
yang membuat ketiganya kehilangan nyawa.
Hal lain yang baru terungkap adalah
tentang wasiat yang ditulis oleh Yudi. Didalam pesan terakhirnya dia memang
meminta agar mereka bertiga dimakamkan satu liang lahat. Namun permintaan itu
sama sekali tidak bisa dituruti lantaran keluarga Retno meminta jenazahnya
dikembalikan ke Jl Petek, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Di dalam surat wasiat itu, Yudi juga
meminta agar semua barang miliknya dijual untuk mengurus pemakamannya. Jika
biayanya kurang dia pun meminta agar pihak keluarga bisa mengambil uang di ATM
BCA yang disertai nomor pinnya. Selain itu Yudi juga memaparkan dua nomor
ponsel keluarga Retno di dalam surat wasiatnya. Sayang saat dihubingi koran ini
siang kemarin tidak satu pun nomornya yang aktif.
Sebenarnya tidak hanya surat wasiat yang
ditemukan petugas. Tapi juga ada catatan curhatan yang ditulis sebanyak 18
lembar. Dari tulisan itu juga ditulis bahwa bunuh diri itu sebanarnya sudah
menjadi kesepakatan antara Yudi dan Retno
Selain itu keinginan Yudi dan Retno
mengakhiri hidup dengan cara menegak racun juga ada di SMS. Pesan singkat itu
terakhir pada Selasa (31/3) siang hari. Terkait motif keduanya mengakhiri
hidup, diketahui karena persolan ekonomi.
Salah satunya karena Yudi belum juga
mendapat pekerjaan. Dan saat ini ekonomi hanya ditopang oleh Retno. Karena
kondisi itulah Yudi dan Retno merasa sering tertekan, hingga akhirnya
memutuskan untuk bercerai. .(*)
No comments:
Post a Comment