Monday, 6 April 2015

Bunuh diri kok rembugan..



Pasutri “Sepakat” Bunuh Diri
SMS-an Rembugan Bunuh Diri

 Makin lama kejadian di sekitar kita makin aneh-aneh saja. Dunyo wis tambah tuo… begitu kata orang tua. Bunuh diri kok rembugan.. Pokoke jangan ditiru…
 Warga Dusun Morangan, Desa Minggiran, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, dibuat gempar Jumat malam (3/4). Sebab, satu keluarga ditemukan tewas di dalam kamar. Mereka adalah Yudi Santoso, 41; Fajar Retno, 38, istri Yudi; dan Ola, 7, anak semata wayang mereka.
 Di samping tiga jasad tersebut, polisi juga menemukan sebotol racun dan gelas. Meski diduga bunuh diri, polisi masih menyelidiki.
 "Kemungkinan anaknya dibunuh, baru kemudian orang tuanya bunuh diri," ucap seorang petugas yang ikut menangani kasus tersebut. "Sebab, tak mungkin bocah 7 tahun punya pikiran untuk bunuh diri," imbuhnya.
 Peristiwa itu bermula ketika Amin Nurhadi, adik Yudi, baru sampai di rumah yang ditinggalinya bersama korban. Pria 37 tahun tersebut memang baru saja ke Surabaya untuk sebuah urusan. "Saat di rumah, saya mencium bau yang tidak biasanya. Bau busuk yang menyengat seperti bangkai ayam," ungkapnya.
 Namun, meski sudah dicari-cari, tetap saja Amin tidak menemukan bangkai ayam. Dia belum curiga kakaknya, berikut keluarganya, sudah tewas. Sebab, dari luar rumah, televisi terlihat masih menyala. Namun, ketika dia mengetuk pintu, tidak ada sahutan dari dalam rumah.
 Beberapa saat di luar, dia kemudian mendobrak pintu samping rumah hingga rusak. Saat masuk rumah, Amin semakin merasa tidak enak. Sebab, bau busuk tersebut semakin santer.
 Amin mengungkapkan, kecurigaan bunuh diri memang cukup kuat. Sebab, dia mengetahui kondisi rumah tangga kakaknya tengah tidak harmonis.
Menurut Amin, kakaknya memang mau pindah ke Semarang. Lantaran masa kontraknya habis, mereka sementara tinggal di rumah orang tua Yudi. Beberapa keluarga Amin saat ini berada di Surabaya.
Hingga tadi malam, polisi masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Tim identifikasi Polres Kediri terlihat mengambil sejumlah barang di TKP untuk dijadikan barang bukti. Berdasar waktu kematian, polisi memperkirakan ketiganya tewas sekitar dua hari lalu.

Polisi Masih Selidiki Jenis Racun
Kasus bunuh diri satu keluarga di Dusun Morangan, Desa Minggiran, Kecamatan Papar yang diketahui Jumat malam (3/4) lalu masih diselidiki pihak berwajib. Hingga kemarin, polisi masih menunggu hasil laboratorium dan otopsi untuk memastikan jenis racun yang ditenggak oleh Yudi Santoso, 41; Fajar Retno Sulastri, 38; dan putrinya Ola, 7; yang membuat ketiganya kehilangan nyawa.
      Hal lain yang baru terungkap adalah tentang wasiat yang ditulis oleh Yudi. Didalam pesan terakhirnya dia memang meminta agar mereka bertiga dimakamkan satu liang lahat. Namun permintaan itu sama sekali tidak bisa dituruti lantaran keluarga Retno meminta jenazahnya dikembalikan ke Jl Petek, Kota Semarang, Jawa Tengah.
      Di dalam surat wasiat itu, Yudi juga meminta agar semua barang miliknya dijual untuk mengurus pemakamannya. Jika biayanya kurang dia pun meminta agar pihak keluarga bisa mengambil uang di ATM BCA yang disertai nomor pinnya. Selain itu Yudi juga memaparkan dua nomor ponsel keluarga Retno di dalam surat wasiatnya. Sayang saat dihubingi koran ini siang kemarin tidak satu pun nomornya yang aktif.
      Sebenarnya tidak hanya surat wasiat yang ditemukan petugas. Tapi juga ada catatan curhatan yang ditulis sebanyak 18 lembar. Dari tulisan itu juga ditulis bahwa bunuh diri itu sebanarnya sudah menjadi kesepakatan antara Yudi dan Retno
      Selain itu keinginan Yudi dan Retno mengakhiri hidup dengan cara menegak racun juga ada di SMS. Pesan singkat itu terakhir pada Selasa (31/3) siang hari. Terkait motif keduanya mengakhiri hidup, diketahui karena persolan ekonomi.
      Salah satunya karena Yudi belum juga mendapat pekerjaan. Dan saat ini ekonomi hanya ditopang oleh Retno. Karena kondisi itulah Yudi dan Retno merasa sering tertekan, hingga akhirnya memutuskan untuk bercerai.  .(*)

No comments:

Post a Comment