Putri Mahkota Thailand
Ultah
Semua Serba Ungu
KAMIS (2/4) menjadi hari istimewa bagi
Thailand. Hari itu Putri Mahkota Kerajaan Thailand Maha Chakri Sirindhorn
berulang tahun ke-60.
Wajah Bangkok tampak berbeda dengan biasanya.
Jalan-jalan ibu kota Thailand itu berhias bendera dan rumbai-rumbai serbaungu.
Tidak hanya di trotoar-trotoar, hiasan serupa juga dipasang di sejumlah tempat
umum seperti taman-taman kota serta gedung-gedung pemerintah.
Sejumlah gedung perwakilan negara sahabat juga
turut memeriahkan suasana. Bahkan, pagar kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat
secara khusus dicat ungu seluruhnya.
Yang lebih menarik, bukan hanya bendera dan
hiasan ungu yang membuat Kota Bangkok menjadi "ungu". Masyarakat kota
itu juga kompak mengenakan baju atau aksesori dengan aksen warna violet pada
hari berbahagia tersebut. Mulai anak-anak, para pedagang kaki lima, hingga para
pegawai kantoran. Yang dikenakan pun macam-macam. Ada yang memakai kaus ungu,
payung ungu, kemeja ungu, dasi ungu, serta topi ungu.
Penggunaan warna ungu tersebut
merepresentasikan hari kelahiran Putri Mahkota Kerajaan Thailand Maha Chakri
Sirindhorn yang jatuh pada hari Sabtu. Sirindhorn lahir pada 2 April 1955. Dia
merupakan anak ketiga Raja Bhumibol Adulyadej atau King Rama IX dengan Ratu Sirikit.
Meski menjadi anak ketiga, Sirindhorn mendapat
gelar putri mahkota sejajar dengan sang kakak, putra tunggal King Rama IX,
Vajiralongkorn. Itu terjadi karena adanya perubahann konstitusi Thailand pada
1974 yang memperbolehkan ahli waris takhta seorang perempuan. Meski, dalam
sejarah Negara Gajah Putih itu, belum pernah tercatat adanya seorang perempuan
yang menjadi pemimpin Kerajaan Thailand.
Sejak sebulan lalu, sejumlah atribut dan
bendera ungu menghiasi wajah Thailand. Pemerintah kerajaan juga memasang singgasana
untuk memajang foto putri berjuluk Phra Thep atau Putri Bidadari tersebut.
Singgasana-singgasana kecil itu diletakkan di tempat-tempat umum dan
gedung-gedung pemerintahan.
Sebagai puncaknya, perayaan ulang tahun
Sirindhorn dilakukan Kamis malam. Masyarakat berkumpul di Sanam Luang, lapangan
di depan Grand Palace. Mereka datang untuk menuliskan ucapan selamat ulang
tahun di tempat yang telah disediakan panitia. Warga juga menyalakan lilin
untuk sarana memanjatkan doa demi kesehatan dan panjang umur sang putri.
Hari spesial tersebut tidak hanya dirasakan
warga asli Thailand. Suka cita itu turut dirasakan warna negara Indonesia (WNI)
yang tinggal di Bangkok. Misalnya, yang dirasakan Hadiyono Jaqin. Meski tidak
mengenakan atribut ungu, pria asal Mojokerto, Jawa Timur, tersebut memiliki
cara tersendiri untuk memberikan penghormatan kepada putri raja, yakni melalui
doa."Beliau adalah orang yang sangat baik. Meski bukan warga Thailand, kami pun sangat menghormati," kata WNI yang sudah sebelas tahun tinggal di negara kerajaan itu.
Meski tidak mengenal dengan dekat sosok sang
putri, Jaqin pernah sekali bertemu langsung dengan Sirindhorn. Yakni, ketika
dirinya diundang ke istana untuk menerima beasiswa dari pemerintah Thailand.
"Beliau sangat ramah. Beliau juga sangat
pintar, mahir banyak bahasa. Salah satunya bahasa Mandarin," kenangnya. (*)
No comments:
Post a Comment