Monday, 6 April 2015

Thailand Mendadak Ungu



Putri Mahkota Thailand Ultah
Semua Serba Ungu

KAMIS (2/4) menjadi hari istimewa bagi Thailand. Hari itu Putri Mahkota Kerajaan Thailand Maha Chakri Sirindhorn berulang tahun ke-60.
Wajah Bangkok tampak berbeda dengan biasanya. Jalan-jalan ibu kota Thailand itu berhias bendera dan rumbai-rumbai serbaungu. Tidak hanya di trotoar-trotoar, hiasan serupa juga dipasang di sejumlah tempat umum seperti taman-taman kota serta gedung-gedung pemerintah.
Sejumlah gedung perwakilan negara sahabat juga turut memeriahkan suasana. Bahkan, pagar kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat secara khusus dicat ungu seluruhnya.
Yang lebih menarik, bukan hanya bendera dan hiasan ungu yang membuat Kota Bangkok menjadi "ungu". Masyarakat kota itu juga kompak mengenakan baju atau aksesori dengan aksen warna violet pada hari berbahagia tersebut. Mulai anak-anak, para pedagang kaki lima, hingga para pegawai kantoran. Yang dikenakan pun macam-macam. Ada yang memakai kaus ungu, payung ungu, kemeja ungu, dasi ungu, serta topi ungu.
Penggunaan warna ungu tersebut merepresentasikan hari kelahiran Putri Mahkota Kerajaan Thailand Maha Chakri Sirindhorn yang jatuh pada hari Sabtu. Sirindhorn lahir pada 2 April 1955. Dia merupakan anak ketiga Raja Bhumibol Adulyadej atau King Rama IX dengan Ratu Sirikit.
 Meski menjadi anak ketiga, Sirindhorn mendapat gelar putri mahkota sejajar dengan sang kakak, putra tunggal King Rama IX, Vajiralongkorn. Itu terjadi karena adanya perubahann konstitusi Thailand pada 1974 yang memperbolehkan ahli waris takhta seorang perempuan. Meski, dalam sejarah Negara Gajah Putih itu, belum pernah tercatat adanya seorang perempuan yang menjadi pemimpin Kerajaan Thailand.
 Sejak sebulan lalu, sejumlah atribut dan bendera ungu menghiasi wajah Thailand. Pemerintah kerajaan juga memasang singgasana untuk memajang foto putri berjuluk Phra Thep atau Putri Bidadari tersebut. Singgasana-singgasana kecil itu diletakkan di tempat-tempat umum dan gedung-gedung pemerintahan.
Sebagai puncaknya, perayaan ulang tahun Sirindhorn dilakukan Kamis malam. Masyarakat berkumpul di Sanam Luang, lapangan di depan Grand Palace. Mereka datang untuk menuliskan ucapan selamat ulang tahun di tempat yang telah disediakan panitia. Warga juga menyalakan lilin untuk sarana memanjatkan doa demi kesehatan dan panjang umur sang putri.
  Hari spesial tersebut tidak hanya dirasakan warga asli Thailand. Suka cita itu turut dirasakan warna negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Bangkok. Misalnya, yang dirasakan Hadiyono Jaqin. Meski tidak mengenakan atribut ungu, pria asal Mojokerto, Jawa Timur, tersebut memiliki cara tersendiri untuk memberikan penghormatan kepada putri raja, yakni melalui doa.
"Beliau adalah orang yang sangat baik. Meski bukan warga Thailand, kami pun sangat menghormati," kata WNI yang sudah sebelas tahun tinggal di negara kerajaan itu.
 Meski tidak mengenal dengan dekat sosok sang putri, Jaqin pernah sekali bertemu langsung dengan Sirindhorn. Yakni, ketika dirinya diundang ke istana untuk menerima beasiswa dari pemerintah Thailand.
 "Beliau sangat ramah. Beliau juga sangat pintar, mahir banyak bahasa. Salah satunya bahasa Mandarin," kenangnya. (*)

No comments:

Post a Comment